Slamet Ingatkan Program Buka Lahan Hutan 20 Juta Ha Agar Dirancang Matang

08-01-2025 / KOMISI IV
Anggota Komisi IV DPR RI, Slamet. Foto: Munchen/vel

PARLEMENTARIA, Jakarta – Rencana pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk membuka lahan hutan seluas 12 hingga 20 juta hektare demi mendukung program kedaulatan pangan dan energi nasional mendapat perhatian serius dari Anggota Komisi IV DPR RI, Slamet. Ia menilai program ini harus dirancang dengan matang dan berbasis pada kajian yang komprehensif.

 

Menteri LHK memperkirakan, sekitar 1,1 juta hektare dari total lahan tersebut memiliki potensi untuk menghasilkan hingga 3,5 juta ton beras per tahun. Program ini sejalan dengan upaya pemerintah memperluas food estate hingga ke tingkat desa guna memperkuat ketahanan pangan nasional.

 

KLHK menyebut bahwa pemanfaatan kawasan hutan yang kurang produktif dapat menjadi solusi untuk mendukung ketahanan pangan, meskipun tugas utama berada di bawah Kementerian Pertanian dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

 

Menanggapi hal ini, Slamet menyatakan dukungannya terhadap visi pemerintah dalam mewujudkan kedaulatan pangan dan energi. Namun, ia mengingatkan bahwa pelaksanaannya harus dilakukan secara terukur agar tidak menimbulkan persoalan baru.

 

"Saya sangat mendukung visi pemerintah dalam mewujudkan kedaulatan pangan. Namun, saya meminta Kementerian Kehutanan untuk menerjemahkan visi tersebut ke dalam program yang terukur, sehingga tidak menimbulkan persoalan baru seperti konflik lahan atau kerusakan lingkungan," ujar Slamet dalam rilis persnya, Senin (6/1/2025).

 

Ia juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan ekologi dalam implementasi program ini. "Kementerian Kehutanan jangan ikut latah dan salah kaprah. Kontribusi kementerian ini dalam mendukung swasembada pangan harus memastikan bahwa hutan tetap utuh dan lestari. Jika hutan rusak, ketersediaan air untuk produksi pertanian bisa terganggu, dan itu akan menjadi kontraproduktif terhadap tujuan awal program ini," tegas politisi Fraksi PKS tersebut.

 

Slamet mengingatkan bahwa hutan adalah aset vital untuk keberlanjutan sumber daya alam Indonesia. Ia juga menyarankan agar pemerintah lebih memprioritaskan lahan-lahan di luar kawasan hutan yang tidak produktif dan terbengkalai untuk dioptimalkan sebagai solusi bagi program swasembada pangan.

 

"Hutan adalah aset penting untuk keberlanjutan sumber daya alam kita. Masih banyak lahan di luar kawasan hutan yang tidak produktif dan terbengkalai yang bisa dioptimalkan untuk mendukung produksi dalam rangka swasembada pangan," tutupnya. (hal/aha)

BERITA TERKAIT
Stok Beras Melimpah tapi Harga Tetap Mahal, Daniel Johan: Sangat Ironi!
15-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Belum lama ini Ombudsman RI yang mengungkap temuan adanya tumpukan beras impor tahun 2024 lalu yang sebagian...
Komisi IV Dorong Peningkatan Fasilitas dan Infrastruktur di PPI Tanjung Limau Bontang
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Komisi IV DPR RI mendorong peningkatan fasilitas dan infrastruktur di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tanjung Limau, Kota...
Maros Strategis sebagai Sentra Produksi Beras Nasional
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Maros - Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Haryadi menegaskan bahwa Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Maros, memegang peran...
Pupuk Kaltim Diminta Maksimalkan Manfaat untuk Petani Lokal dan Penyuluh
12-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Bontang - Anggota Komisi IV DPR RI, Slamet, meminta PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) untuk meningkatkan kontribusi langsung bagi...